Tiga Derajat Spesial Penjual Es Keliling yang Viral

sumber gambar: progresif.co

Di dunia digital sedang viral foto atau gambar seorang penjual es teh keliling. Berawal Ketika dia berdagang di tengah jamaah yang sedang pengajian. Tiba-tiba dia mendapatkan candaan yang tidak lucu dari pendakwah yang mengisi. Dia ditertawakan dan memperoleh kata-kata kasar yang tidak diduganya.

Terlepas dari semua kejadian tersebut, kita seharusnya mengingat betapa mulianya pedagang es teh itu atau bahkan pedagang kaki lima lainya. Saya akan mencoba menguraikan dari sudut pandang agama. Beberapa di antaranya adalah:

Berdagang adalah ajaran nabi

Nabi Muhammad SAW adalah seorang pengusaha atau pedagang. Ada banyak buku atau artikel online yang bertebaran mengisahkan perjalanan usahanya. Hal itu cukup sebagai bukti bahwa bedagang adalah pekerjaan mulia dan berkedudukan luhur. 

Lihat pada hadis riwayat At-Tirmidzi berikut:

التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ 

Artinya, “Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada.”

Derajat Menuntut Ilmu

Dari Instagram Reels Metrotv, bapak penjual es teh itu ternyata mengikuti ngajinya. Tidak menutup kemungkinan, niat pertamanya adalah ngaji alias menuntut ilmu. Sedangkan derajat orang yang menuntut ilmu dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Mujadalah ayat 11:

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: “Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Bahkan dalam hadis yang popular disebutkan:

 ‎وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ  

Artinya: “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Bekerja itu lebih baik daripada mengemis

Nabi Muhammad SAW mencintai pekerja keras, terlebih kepada orang yang menjadi tulang punggung keluarga. Hadis riwayat Ibnu Majah:

وفي حديث آخر إن الله يحب الفقير المتعفف أبا العيال 

Artinya, “Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda, ‘Allah menyukai orang fakir yang apik dan yang menjadi tulang punggung keluarga,’” (HR Ibnu Majah)

Sedangkan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

 لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ   

Artinya: "Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Simpulan, merasa lebih baik dari orang lain sampai merendahkan dan menghina adalah tindakan ceroboh bahkan bodoh. Lebih baik manfaatkan menanam kebaikan kepada orang lain jika ada kesempatan, karena sejatinya kebaikan itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang berbeda di lain waktu. 

-----------------------------

Referensi:

1. https://www.nu.or.id/

2. Instagram Metrotv Indonesia


0 Komentar